Kamis, 02 Mei 2013

LAPORAN PRAKTIKUM PSIKOLOGI FAAL



                                                     
Nama Mahasiswa           : Puji Wahyuni
NPM                              : 15512729
Tanggal Pemeriksaan    : 30 April 2013
Nama Asisten    :  1. R. Andaru Rahadi
Paraf Asisten     :

                                                                                                    
1.      Percobaan                              : Indera Penglihatan
Nama Percobaan                   : 1.1 Reaksi Pupil
1.2  Peristiwa Entropis
1.3  Visus
1.4  Buta Warna
Nama Subjek Percobaan      : Nurul Fatikah
Tempat Percobaan                : Laboratorium Psikologi Faal
a.      Tujuan Percobaan          : 1.1 Untuk mengetahui serta memahami reaksi-
reaksi yang terjadi pada pupil mata.
1.2 Untuk melihat bahwa pada mata terdapat
      eritrosit yang berjalan sepanjang
      pembuluh darah arteri atau vena.
1.3  Untuk mengetahui bagaimana visus yang dimiliki dengan cara menghitungnya melalui Teori Snellen.
1.4  Untuk mengetahui dan memahami bagaimana cara menguji kebutaan terhadapa warna melalui berbagai tes.
b.      Dasar Teori                           :1.1 Pupil adalah celah lingkaran yang           terbentuk dari iris, dan di belakang iris terdapat lensa. Pupil dapat mengecil pada akomodasi dan konversi. Akomodasi adalah kemampuan otot untuk mencembung akibat kontraksi ototuntuk mencembung akibat kontraksi otot siliaris. Sedangkan konversasi adalah sumbu penglihatan dan kontraksi pupil bila seseorang melihat benda yang dekat. Mengecilnya pupil dan melebarnya diatur oleh iris sesuai dengan intensitas cahaya. Di tempat yang cahayanya kecil maka pupil akan membesar dan jika pupil berada di tempat yang sangat terang maka pupil akan mengecil.
                                                              1.2 Retina memiliki banyak pembuluh darah, di tengah retina terdapat saraf optic. Retina yang terletak di belakang mata memerlukan pasokan darah yang konsta.
               1.3 Visus adalah sebuah ukuran       kuantitatif suatu kemampuan untuk mengidentifikasi simbol-simbol berwarna hitam dengan latar belakang putih dengan jarak yang telah distandardisasi serta ukuran dari simbol yang bervariasi. Visus berkaitan erat dengan mekanisme akomodasi, adanya kontraksi akan menyebabkan peningkatan  kekuatan lensa, sedangkan relaksasi menyebabkan pengurangan kekuatan. Akomodasi memiliki batas maksimum, jika benda yang telah focus di dekatkan lagi, maka bayangan akan kabur. Titik terdekat yang masih bisa dilihat jelas oleh mata disebut  punctum proximum.

1.4 Pencampuran warna itu sendiri terbagi dua yaitu :
1.Secara  additive           :
a.Obyektif
Hal ini terjadi diluar mata
b.Subjective
Hanya terjadi didalam mata, dan disebut juga pencampuran kesan penglihatan.
2.Secara  substraktif
Saat kita melihat warna , itu sebenarnya adalah bagian dari sinar matahari yag direfleksikan, sedangkan sinar yang diabsorbsi tidak Nampak. Bila dua warna komplementer saling mempengaruhi , maka akan timbul kontras atau pertentangan warna. kontras dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu : 1.Kontrassuccessif
Jika bayangannya tidak sesuai dengan warna bendanya,akan tetapi dengan warna komplemennya dan terjadi secara tidak bersamaan.
2.Kontrassimultan
Terjadi karena pengaruh suatu warna terhadap warna lain dan terjadinya secara bersama – sama



c.       Alat yang Digunakan:      1.1 Cermin, senter, sedotan sepanjang 15 mm
  1.2 Senter, kaca reben.
  1.3 Optotype Snellen
  1.4 Kaca biasa, Kertas warna, Benang wol
d.      Jalannya Percobaan       : 1.1 Reaksi pupil
a.       Secara langsung
Percobaan Pertama menggunakan senter : senterkan cahaya pada mata subjek percobaan
b.      Percobaan Menggunakan Sedotan : Sedotan diletakkan di tepat bagian depan mata. Lalu sorotkan senter kearah salah satu mata melalui lubang sedotan.
c.       Percobaan Menggunakan cermin : sorotkan cahaya senter pada cermin yang sebelumnya diletakkan di depan mata sekitar 5-10 cm, lalu dari kaca arahkan cahaya yang ada di cermin ke mata.

1.2  Peristiwa Entropis
  a.   Secara langsung
mata subjek percobaan melirik kearah kanan atau kiri lalu senterkan pada retina menggunakan cahaya senter.

  b.    Melalui kaca Riben
Arahkan cahaya senter ke bagian mata yang melirik ke satu arah yang telah ditutup menggunakan kaca reben.

 1.3 Subjek Percobaan berdiri dengan jarak 3,5 meter dari Optotype Snellen. Mata subjek percobaan ditutup menggunakan tangan, mula-mula mata kiri yang ditutup atau sebalikanya. Subjek percobaan diminta untuk menyebutkan huruf atau angka yang ditunjuk dari huruf atau angka yang paling besar ukurannya sampai yang paling kecil begitu juga dengan mata sebelah kanan.

   1.4 Buta Warna
 a. Terdapat kertas warna (merah, Kuning, Biru) yang dipasang-pasangkan. Misalkan kertas warna kuning dengan merah, kuning dengan biru, dan merah dengan biru yang di tengah-tengah kertas warna yang sudah dipasangkan tadi diletakkan kaca.

  b. Terdapat benang wol berbagai warna yang digulung-gulung di telapak tangan dan disusun di atas meja. Setelah itu subjek percobaan akan mencocokkan dengan cara mengambil benang wol secara cepat dan tepat.
       
e.       Hasil Percobaan              : 1.1 Reaksi Pupil
a.     Secara langsung
Ketika disenter secara langsung mata yang
diuji langsung bereaksi dengan ditandai
dengan mengecilnya pupil secara cepat
dan mendekatnya iris secara cepat.
b.    Melalui sedotan
Ketika cahaya masuk melalui lubang
sedotan, mata juga bereaksi dengan
mengecilkan pupil, namun perubahannya
relatif lambat. Sehingga jika tidak
diperhatikan secara seksama tidak terlihat
perubahannya.
c.       Melalui kaca
Ketika pantulan cahaya memasuki mata,
mata beraksi dengan mengecilkan pupil.
Karena pantulan cahaya yang sampai ke
mata cepat sehingga mata tidak siap dan
pupil mengecil dengan cepat.
1.2  Peristiwa Entropis
a.          Secara langsung
Pada saat disenter pada mata muncul garis-garis merah yang tebal pada retina.    
b.           Pada percobaan menggunakan kaca reben pada mata yang disenter ternyata garis-garis merah pada retina memudar/menipis.


     
1.3 Skala pada mata kanan : 15 dan skala pada mata   kiri 15. Dari percobaan tersebut bahwa subjek percobaan bisa melihat suatu objek dengan skala 15 dari jarak 3,5 m.
 Rumus Visus adalah V= d/D, yaitu :
d : Jarak optotype snellen dengan subjek
D : Jarak dimana mata normal masih bias terbaca

1.4 Jika di antara kaca terdapat kertas warna merah dan biru akan menghasilkan warna ungu, dan warna merah dengan kuning akan menghasilkan warna orange, warna kuning dan biru akan menghasilkan warna hijau. Saat melakukan percobaan dengan cara mencocokkan warna benang wol selama 3 kali dan hasilnya benar.


f.          Kesimpulan :                    1.1  Pupil akan mengecil secara tiba-tiba apabila terkena cahaya secara tiba-tiba, dan pupil akan mengecil secara perlahan apabila terkena cahaya secara tidak langsung.
1.2  Terlihatnya atau munculnya garis-garis merah pada retina menunjukkan bahwa ada pembuluh darah arteri dan pembuluh darah vena.
 1.3     Kejernihan penglihatan bergantung  dari ketajaman fokus retina dalam bola mata dan sensifitas dari interpretasi di otak. Untuk menghasilkan detail penglihatan, sistem optik mata harus memproyeksikan gambaran yang fokus pada fovea. Ketajaman visus dipengaruhi oleh diameter pupil.
1.4 Seseorang yang tidak bisa membedakan warna seperti warna merah jambu, merah bata, dll dia mempunyai kelainan yang disebut buta warna. Buta warna biasanya karena factor genetic.



g.         Daftar Pustaka:               Puspitawati, Ira. (1999). Psikologi faal. Jakarta: Universitas Gunadarma.
Pearce, Evelyn C. (2010). Anatomi dan fisiologisuntuk paramedic Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Media.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar