Nama Mahasiswa :
Puji Wahyuni
NPM : 15512729
Tanggal Pemeriksaan : 30
April 2013
Nama Asisten : 1.
R. Andaru Rahadi
Paraf Asisten :
1. Percobaan : Indera
Penglihatan
Nama Percobaan : 1.1 Reaksi Pupil
1.2 Peristiwa
Entropis
1.3 Visus
1.4 Buta
Warna
Nama Subjek Percobaan : Nurul Fatikah
Tempat Percobaan : Laboratorium Psikologi Faal
a.
Tujuan
Percobaan : 1.1
Untuk mengetahui serta memahami reaksi-
reaksi yang terjadi
pada pupil mata.
1.2
Untuk melihat bahwa pada mata terdapat
eritrosit yang berjalan sepanjang
pembuluh darah arteri atau vena.
1.3 Untuk
mengetahui bagaimana visus yang dimiliki dengan cara menghitungnya melalui
Teori Snellen.
1.4 Untuk
mengetahui dan memahami bagaimana cara menguji kebutaan terhadapa warna melalui
berbagai tes.
b. Dasar Teori :1.1 Pupil adalah celah lingkaran yang terbentuk dari iris, dan di belakang
iris terdapat lensa. Pupil dapat mengecil pada akomodasi dan konversi.
Akomodasi adalah kemampuan otot untuk mencembung akibat kontraksi ototuntuk
mencembung akibat kontraksi otot siliaris. Sedangkan konversasi adalah sumbu
penglihatan dan kontraksi pupil bila seseorang melihat benda yang dekat.
Mengecilnya pupil dan melebarnya diatur oleh iris sesuai dengan intensitas
cahaya. Di tempat yang cahayanya kecil maka pupil akan membesar dan jika pupil
berada di tempat yang sangat terang maka pupil akan mengecil.
1.2 Retina memiliki banyak pembuluh darah, di tengah retina terdapat
saraf optic. Retina yang terletak di belakang mata memerlukan pasokan darah
yang konsta.
1.3 Visus
adalah sebuah ukuran kuantitatif
suatu kemampuan untuk mengidentifikasi simbol-simbol berwarna hitam dengan
latar belakang putih dengan jarak yang telah distandardisasi serta ukuran dari
simbol yang bervariasi. Visus berkaitan erat dengan mekanisme akomodasi, adanya
kontraksi akan menyebabkan peningkatan
kekuatan lensa, sedangkan relaksasi menyebabkan pengurangan kekuatan.
Akomodasi memiliki batas maksimum, jika benda yang telah focus di dekatkan
lagi, maka bayangan akan kabur. Titik terdekat yang masih bisa dilihat jelas
oleh mata disebut punctum proximum.
1.4 Pencampuran
warna itu sendiri terbagi dua yaitu :
1.Secara additive :
a.Obyektif
Hal ini terjadi diluar mata
b.Subjective
Hanya terjadi didalam mata, dan disebut juga pencampuran kesan penglihatan.
2.Secara substraktif
Saat kita melihat warna , itu sebenarnya adalah bagian dari sinar matahari yag direfleksikan, sedangkan sinar yang diabsorbsi tidak Nampak. Bila dua warna komplementer saling mempengaruhi , maka akan timbul kontras atau pertentangan warna. kontras dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu : 1.Kontrassuccessif
Jika bayangannya tidak sesuai dengan warna bendanya,akan tetapi dengan warna komplemennya dan terjadi secara tidak bersamaan.
a.Obyektif
Hal ini terjadi diluar mata
b.Subjective
Hanya terjadi didalam mata, dan disebut juga pencampuran kesan penglihatan.
2.Secara substraktif
Saat kita melihat warna , itu sebenarnya adalah bagian dari sinar matahari yag direfleksikan, sedangkan sinar yang diabsorbsi tidak Nampak. Bila dua warna komplementer saling mempengaruhi , maka akan timbul kontras atau pertentangan warna. kontras dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu : 1.Kontrassuccessif
Jika bayangannya tidak sesuai dengan warna bendanya,akan tetapi dengan warna komplemennya dan terjadi secara tidak bersamaan.
2.Kontrassimultan
Terjadi karena pengaruh suatu warna terhadap warna lain dan terjadinya secara bersama – sama
Terjadi karena pengaruh suatu warna terhadap warna lain dan terjadinya secara bersama – sama
c.
Alat
yang Digunakan: 1.1 Cermin, senter, sedotan sepanjang 15
mm
1.2
Senter, kaca reben.
1.3 Optotype Snellen
1.4 Kaca biasa, Kertas warna, Benang wol
d.
Jalannya
Percobaan : 1.1
Reaksi pupil
a. Secara
langsung
Percobaan Pertama menggunakan
senter : senterkan cahaya pada mata subjek percobaan
b.
Percobaan Menggunakan Sedotan : Sedotan diletakkan
di tepat bagian depan mata. Lalu sorotkan senter kearah salah satu mata melalui
lubang sedotan.
c. Percobaan
Menggunakan cermin : sorotkan cahaya senter pada cermin yang sebelumnya
diletakkan di depan mata sekitar 5-10 cm, lalu dari kaca arahkan cahaya yang
ada di cermin ke mata.
1.2 Peristiwa
Entropis
a. Secara langsung
mata
subjek percobaan melirik kearah kanan atau kiri lalu senterkan pada retina
menggunakan cahaya senter.
b.
Melalui kaca Riben
Arahkan
cahaya senter ke bagian mata yang melirik ke satu arah yang telah ditutup
menggunakan kaca reben.
1.3 Subjek
Percobaan berdiri dengan jarak 3,5 meter dari Optotype Snellen. Mata subjek
percobaan ditutup menggunakan tangan, mula-mula mata kiri yang ditutup atau
sebalikanya. Subjek percobaan diminta untuk menyebutkan huruf atau angka yang
ditunjuk dari huruf atau angka yang paling besar ukurannya sampai yang paling
kecil begitu juga dengan mata sebelah kanan.
1.4 Buta Warna
a. Terdapat kertas warna (merah,
Kuning, Biru) yang dipasang-pasangkan. Misalkan kertas warna kuning dengan
merah, kuning dengan biru, dan merah dengan biru yang di tengah-tengah kertas
warna yang sudah dipasangkan tadi diletakkan kaca.
b. Terdapat benang wol berbagai
warna yang digulung-gulung di telapak tangan dan disusun di atas meja. Setelah
itu subjek percobaan akan mencocokkan dengan cara mengambil benang wol secara
cepat dan tepat.
e.
Hasil
Percobaan :
1.1 Reaksi Pupil
a. Secara
langsung
Ketika disenter secara
langsung mata yang
diuji langsung bereaksi
dengan ditandai
dengan mengecilnya
pupil secara cepat
dan mendekatnya iris
secara cepat.
b. Melalui
sedotan
Ketika cahaya masuk
melalui lubang
sedotan, mata juga
bereaksi dengan
mengecilkan pupil,
namun perubahannya
relatif lambat.
Sehingga jika tidak
diperhatikan secara
seksama tidak terlihat
perubahannya.
c. Melalui
kaca
Ketika pantulan cahaya
memasuki mata,
mata beraksi dengan
mengecilkan pupil.
Karena pantulan cahaya
yang sampai ke
mata cepat sehingga
mata tidak siap dan
pupil mengecil dengan
cepat.
1.2 Peristiwa
Entropis
a.
Secara langsung
Pada saat disenter pada
mata muncul garis-garis merah yang tebal pada retina.
b.
Pada percobaan menggunakan kaca reben
pada mata yang disenter ternyata garis-garis merah pada retina memudar/menipis.
1.3 Skala
pada mata kanan : 15 dan skala pada mata
kiri 15. Dari percobaan tersebut bahwa subjek percobaan bisa melihat
suatu objek dengan skala 15 dari jarak 3,5 m.
Rumus Visus adalah V= d/D, yaitu :
d : Jarak optotype snellen dengan subjek
D : Jarak dimana mata normal masih bias terbaca
1.4 Jika di antara kaca terdapat
kertas warna merah dan biru akan menghasilkan warna ungu, dan warna merah
dengan kuning akan menghasilkan warna orange, warna kuning dan biru akan
menghasilkan warna hijau. Saat melakukan percobaan dengan cara mencocokkan
warna benang wol selama 3 kali dan hasilnya benar.
f.
Kesimpulan
: 1.1 Pupil akan mengecil secara
tiba-tiba apabila terkena cahaya secara tiba-tiba, dan pupil akan mengecil
secara perlahan apabila terkena cahaya secara tidak langsung.
1.2 Terlihatnya atau munculnya garis-garis merah
pada retina menunjukkan bahwa ada pembuluh darah arteri dan pembuluh darah
vena.
1.3 Kejernihan
penglihatan bergantung dari ketajaman
fokus retina dalam bola mata dan sensifitas dari interpretasi di otak. Untuk
menghasilkan detail penglihatan, sistem optik mata harus memproyeksikan
gambaran yang fokus pada fovea. Ketajaman visus dipengaruhi oleh diameter
pupil.
1.4 Seseorang yang tidak bisa
membedakan warna seperti warna merah jambu, merah bata, dll dia mempunyai
kelainan yang disebut buta warna. Buta warna biasanya karena factor genetic.
g.
Daftar
Pustaka: Puspitawati,
Ira. (1999). Psikologi faal. Jakarta:
Universitas Gunadarma.
Pearce, Evelyn C. (2010). Anatomi dan fisiologisuntuk paramedic Jakarta: PT.Gramedia Pustaka
Media.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar